DLH Provinsi Uji Kualitas Air, Sungai Sagea Masih Aman
PUBLIKA-Sofifi, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Maluku Utara merilis hasil uji kualitas Sungai Sagea di Halmahera Tengah, lantaran berwarna kecokelatan dan diduga mengalami pencemaran.
Rilis dilakukan lewat konferensi pers melalui Zoom Meeting, Selasa (12/9). hasil dalam pengujian DLH Provinsi Malut berkesimpulan air sungai Sagea aman digunakan sesuai sungai klas II.
Uji kualitas air sungai Sagea, DLH menggandeng lembaga penguji PT Analitika Kalibrasi Laboratorium (Ankal) yang bermarkas di Kota Bogor, Jawa Barat. Lembaga ini telah mendapat akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional (KAN).
BACA JUGA:DPRD Malut Pertanyakan Alasan Pj Bupati Cabut SK Geopark Boki Maruru
Kepala DLH Malut Fachruddin Tukuboya dalam paparannya mengungkapkan, Sungai Sagea merupakan jenis sungai kelas 2, yakni sungai yang airnya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Pengambilan sampel air sungai untuk diuji dilakukan pada 14 Agustus 2023. Sungai Sagea sendiri mulai keruh sejak akhir Juli 2023 dan puncak kekeruhannya terpantau pada akhir Agustus.
”Pengujian kualitas air dilakukan DLH sebagai langkah cepat dan terukur untuk memastikan kondisi Sungai Sagea,” tutur Fachruddin.
Tujuan pengujian ini, kata dia, mengkaji kondisi kualitas air Boki Maruru, menyediakan informasi yang kredibel kepada publik tentang kondisi kualitas air di Boki Maruru.
BACA JUGA:Siswa dan Guru 3 Madrasah Aksi Tolak Perusahaan Tambang di Pulau Mangoli
“Sampling dilakukan sesuai SNI 8995:2021 tentang metode pengambilan contoh uji air untuk pengujian fisika dan kimia. Lokasi sampling adalah satu titik di sekitar Gua Boki Maruru (aliran air yang keluar dari Gua Boki Maruru),” terang Fachruddin.
Berikut hasil uji kualitas air Sungai Sagea yang dilakukan Ankal:
Total Dissolved Solid (TDS). Merupakan jumlah padatan terlarut, kandungannya harus berada di bawah 1.000 mg/l untuk menjaga oksigen serta fotosintesis makhluk hidup di perairan. Hasil pengujian menunjukkan TDS Sungai Sagea adalah 37 mg/l, masih berada di bawah Baku Mutu.
Total Suspended Solid (TSS). Padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan anorganik yang dapat disaring dengan kertas milipore berpori-pori 0,45 mikrometer. Yang termasuk TSS adalah lumpur, tanah liat, bakteri, dan jamur. TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan (turbidity). TSS Sungai Sagea 34 mg/l, masih di bawah Baku Mutu 50 mg/l.
Ph. Merupakan derajat keasaman air. pH air harus dijaga pada keadaan normal (6-9). Hasil pengujian menunjukkan pH Sungai Sagea masih berada pada rentang normal (7, 21). Derajat keasaman yang stabil menunjukkan air mengalir tidak melewati sedimen/batuan yang bersifat asam.
Biochemical Oxygen Demand (BOD). Parameter pengukuran jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk mengurai hampir semua zat organik yang terlarut dan tersuspensi dalam air. BOD hasil pengujian (<1 mg>
Chemical Oxygen Demand (COD). Merupakan banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat-zat organik. Hasil pengujian menunjukkan nilai COD 7,4 mg/l, masih berada di bawah Baku Mutu 25 mg/l. Kondisi COD ini membantu menjaga kandungan oksigen terlarut sehingga proses mikrobiologis dapat berlangsung dengan baik.
Dissolved Oxygen (DO). Adalah kandungan oksigen terlarut, di mana semakin tinggi kandungan oksigen maka semakin baik bagi kehidupan biota perairan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa DO 5,66 mg/l, masih berada pada kondisi yang baik sesuai dengan Baku Mutu.
Logam Berat. Hasil pengujian parameter logam berat menunjukkan bahwa seluruh parameter berada di bawah Baku Mutu. Di mana hasilnya adalah Merkuri (Hg) (0,0004 mg/l), Selenium (Se) (<0,01 mg/l), Arsen (As) (<0,01 mg/l), Besi (Fe) (0,4 mg/l), Kadmium (Cd) (<0,001 mg/l), Kobalt (Co) (<0,005 mg/l), Mangan (Mn) (0,07 mg/l), Nikel (Ni) (0,03 mg/l), Seng (Zn) (<0,01 mg/l), Timbal (Pb) (<0,01 mg/l), Tembaga (Cu) (0,007 mg/l), dan Magnesium (Mg) (<1 mg>
BACA JUGA:Dana Hibah 13 Partai Politik di Maluku Utara Diserahkan
Berdasarkan hasil uji yang menunjukkan seluruh parameter kualitas air masih sesuai Baku Mutu, DLH berkesimpulan air Sungai Sagea pada kondisi dan kategori aman untuk digunakan sesuai fungsi sungai kelas 2, yakni prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
“Kualitas air ini masih sangat mendukung biologi dan fisika yang terjadi di Sungai Sagea,” jabar Fachruddin.
Fachruddin menambahkan, setelah menerima hasil uji kualitas air pada 11 September, ia langsung memerintahkan pengambilan sampel air terbaru untuk diuji kembali. Dengan begitu ada perbandingan kondisi air secara berkala.
Kami juga mempersilakan pihak mana pun melakukan pengujian kualitas air Sungai Sagea menggunakan lembaga yang diinginkan. Nanti hasilnya kita diskusikan bersama,” tandasnya.(red)