Publikamalut.com
Beranda Daerah Separuh Penduduk Maluku Utara Gantungkan Hidup di Hasil Pertanian

Separuh Penduduk Maluku Utara Gantungkan Hidup di Hasil Pertanian

Petani mengolah hasil perkebunan kelapa Jadi kopra (dok; istimewa)

PUBLIKA-Ternate, Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) menyampaikan hasil survei ekonomi pertanian (SEP) tahun 2024, sebanyak 153,79 ribu jumlah petani di Maluku Utara.

Hal ini disampaikan Asisten II Setda Malut Bidang Ekonomi dan Administrasi Pembangunan, Sri Haryanti Hatari, dalam rapat koordinasi saerah (Rakorda) Sensus Pertanian 2023, Evaluasi Data Survey Ekonomi Pertanian 2024, Senin (28/10) di Gamalama ballrom Bella Hotel Ternate.

Sry Haryanti mengatakan lebih dari separuh penduduk Maluku Utara, menggantungkan hidup pada sektor Pertanian. Sektor Pertanian memberikan kontribusi sebesar 12,77 persen dengan nilai mencapai 10,87 triliun terhadap PDRB Malut tahun 2023, terbesar ketiga setelah sektor Industri Pengolahan, dan Pertambangan serta Penggalian.

Menurutnya, berdasarkan data BPS hasil Sensus pertanian itu menunjukkan bahwa terdapat 153,79 ribu jumlah petani di Malut. Perkebunan menjadi subsektor yang paling banyak diusahakan oleh petani, dengan jumlah 131,22 ribu petani, sementara itu komoditas kelapa, pala, dan cengkeh merupakan komoditas yang paling banyak diusahakan oleh petani.

BACA JUGA:Muhtar Husen: Peran Petani Dibutuhkan Tekan Laju Inflasi Daerah

“Untuk memperoleh data struktur ongkos dan pendapatan petani, maka pada bulan Juni yang lalu, BPS melaksanakan Survei Ekonomi Pertanian 2024,”sebutnya.

Maksud dari pelaksanaan survei ini adalah untuk menyediakan data ekonomi Pertanian yang akurat dan terkini yang dapat digunakan sebagai acuan bagi pemerintah maupun stakeholder dalam merencanakan dan merumuskan kebijakan baik kepentingan internal maupun pembangunan nasional yang kaitannya dengan kesejahteraan petani Maluku Utara.

“Koordinasi dan kolaborasi lintas sektoral dan OPD terkait, sangat dibutuhkan demi terwujudnya Satu Data Pertanian, sehingga dapat diperoleh satu rujukan data pertanian yang akurat, mutakhir, terpadu, dan berkualitas,” ujarnya.(red)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan