Dirut RSUD Chasan Harap Lebih Awal Antisipasi Varian Baru
Direktur RSUD Chasan Boesoeri Ternate Syamsul Bahri (dok: Poskomalut.com) |
PUBLIKA-SOFIFI, Dua bulan terakhir tidak ada kasus pasien baru Covid-19 di Malut. Perlu dipertahankan dengan memperketat lagi pengawasan protokol kesehatan, bila perlu pelaku perjalanan dari luar Malut harus karantina mandiri selama 14 hari.
Hal itu untuk mencegah penularan varian baru Covid-19 Omickron yang sudah ditemukan kasus ini di Jakarta.
Direktur RSUD Chasan Boesoerie, Teranate, Samsul Bahri mengungkapkan sampai kini belum ditemukan atau belum ada pasien yang dirawat di RSUD tersebut, varian baru, bahkan pasien Covid-19.
“Alhamdulillah beberapa bulan terakhir ini, tidak ada lagi pasien Covid-19 di Malut yang ditawat di RSUD Chasan Boesoerie. Bahkan sampai saat ini juga belum ditemukan kasua varian baru di Malut,” ungkapnya seraya bersyukur saat dikonfirmasi di kediaman lama Gubernur Malut, Kalumpang, Ternate.
Samsul menjelaskan, varian baru Covid-19 yakni Omickron lebih cepat menular dibanding varian Delta.
“Untuk itu perlu diantisipasi karena sudah ditemukan di daerah lain, sehingga kita di sini (Malut) harus ambil langkah cepat. Bila perlu, setiap orang dari luar daerah Malut harus karantina mandiri 14 hari,”sarannya.
Langkah antisipasi, kata dia, perlu dilakukan karena ruang untuk pasien Covid-19 di RSUD Boesoerie hanya 300 tempat tidur. Ia khawatir, tidak bisa menampung jika varian baru ditemukan.
“Kita harus antisipasi lebih awal. Juga harus bersyukur karena beberapa bulan terakhir tidak ada lagi kasus positif covid, jadi tidak ada lagi pasien yang dirawat di RSUD ini,”tandasnya. (red)