Soal RSUD Chasan Boesoirie, Wagub Malut no Comment!

PUBLIKA-Sofifi, RSUD Chasan Boesoirie Ternate terlilit utang baik utang tunjangan tambahan penghasilan (TT) tenaga kesehatan maupun masalah utang obat ke pihak ketiga, yang kemudian berdampak pada pelayanan.
Wakil Gubernur Maluku Utara M Al Yasin Ali saat dikonfirmasi mengaku tidak mau campur masalah di RSUD Chasan Boesoirie karena itu menyangkut dengan keuangan.
”Masalah di RSUD Chasan Boesoirie itu menyangkut dengan keuangan jadi itu urusan Pak Sekda Malut dan pak Gubernur Malut yang punya kewenangan pada keuangan, saya tidak mau campur,”singkatnya.
Sementara Direktur RSUD Chasan Boesoirie Alwia Assagaf saat dikonfirmasi belum lama ini mengaku rumah sakit saat ini seperti simalakama akibat tidak tersedianya obat sehingga terpaksa pasien BPJS membeli obat di luar.
“Ini terjadi karena persediaan obat di rumah sakit minim Skali karena terjadi pemutusan pelayanan resep oleh Kimia Farma Apotik,”ujarnya.
Alwia mengaku Utang RSUD Chasan Boesoirie ke Kimia Farma menumpuk, sehingga saat ini pihak RSUD Chasan Boesoirie belum bisa membeli obat dan perbekalan farmasi.
“saat ini para vendor mengunci sehingga kami tidak bisa belanja obat, padahal kami sudah siapkan sedikit anggaran,”
Menurut pihak vendor mengunci karena utang sebelumnya masih ada dari 2022 ke kebelakang bahkan utang 2017 juga masih ada.
Lanjut Alwia, hari Senin lalu ada pertemuan dengan kepala BPK dengan Sekda Malut dan Kepala Dinkes dengan mengundang 62 vendor, dalam pertemuan itu disepakati utang ke vendor akan diselesaikan oleh Pemprov, jadi tidak lagi diselesaikan oleh RSUD dengan kondisi seperti saat ini.
“ Saat ini BPK sementara melakukan pemeriksaan terkait dengan utang obat, utang pada vendor puluhan miliar terdiri dari obat, alat kesehatan dan bahan media habis pakai yang sudah bertahun-tahun,”ungkapnya.(red)