Kepala Disarpus Malut Beri Deadline Kabid dan Kasi Gagas Program Inovasi
Disarpus Malut Gelar Diskusi |
PUBLIKA-SOFIFI, setelah mendapat arahan dari Gubernur Maluku Utara agar setiap SKPD harus ciptakan program inovasi. Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Disarpus) Provinsi Maluku Utara Muliadi Tutupoho langsung tancap, dengan melakukan diskusi bersama dengan kepala bidang, kepala seksi Disarpus dengan tema NGOHI : Ngobrol harus Inovatif menghadirkan narasumber Kepala Balitbangda Malut Mulyadi Wowor berlangsung di Kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Malut, Senin (24/08/2021)
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Malut Muliadi Tutupoho secara tegas dihadapan Kepala Bidang, Kepala Seksi agar berinovasi menciptakan program-program inovasi, jika tidak bisa ciptakan program inovasi alangkah baiknya undur diri saja.”saya yakin teman-teman kepala bidang (Kabid) dan kepala seksi (Kasi) punya banyak ide inovatif, untuk itu dapat dilaksanakan, jika tidak bisa inovasi harus legowo dan memberikan kesempatan pada yang lain,”kata Muliadi.
Mantan juru bicara Gubernur Malut itu mengaku memberikan kesempatan waktu pada pejabat struktural dilingkungan Disarpus Malut selama dua Minggu menggagas program inovasi minimal satu program inovasi.”saya berikan waktu dua Minggu pada pejabat dilingkungan Disarpus Malut untuk gagas program inovasi dan akan dipresentasikan secara internal namun dipantau langsung Balitbangda Malut,”ungkapnya.
Program inovasi yang digagas oleh masing-masing Bidang di Disarpus Malut akan disampaikan kepublik melalui media, untuk itu dirinya meminta pada media agar dapat mengontrolnya.”saya harap media dapat mengawasi program inovasi yang digagas masing-masing bidang Disarpus Malut ini,”harapnya..
Sementara Kepala Balitbangda Malut Mulyadi Wowor, mengaku berdasarkan skor atau kriteria, Pemprov Malut dikategorikan sebagai kurang inovasi, untuk itu agar keluar dari zona ini, butuh kerjasama ssmua SKPD.”penilainnya dari kinerja SKPD, jika SKPD dilingkungan Pemprov berinovasi, maka kita bisa keluar dari zona kurang inovasi,”bebernya.
Menurutnya Inovasi itu satu solusi dalam langkah pemecahan satu masalah, misalnya di Disarpus Malut, terkait dengan masalah arsip, Karena banyak arsip di masing-maaing dinas belum tertata dengan baik.
“Saat ini bacarita arsip, kita selalu harus ke arsip nasional, bahkan ke luar negeri ini yang harus dipikirkan Disarpus Malut agar bisa hadirkan arsip-arsip kita dengan susun secara rapi, ini bagian dari inovasi,”singkatnya.
Lanjut Mulyadi, contoh lain, meningkatkan budaya membaca di Disarpus Malut, bisa juga mengundang para pelajar untuk datang membaca di perpustakaan, tinggal kita atur jadwalnya yang seperti ini bagian dari inovasi.”kita harus buat inovasi dari hal-hal yang kecil, jika itu yang kita lakukan, saya yakin kita bisa keluar dari Zona,”katanya.(*)