Publikamalut.com
Beranda Daerah Status Lima Gunung Berapi di Maluku Utara Harus Diwaspada

Status Lima Gunung Berapi di Maluku Utara Harus Diwaspada

Erupsi Gunung Ibu Kabupaten Halmahera Barat (dok: Humas BNPB)

PUBLIKA-Ternate, Di balik keindahan Maluku Utara, perlu waspadai potensi risiko bencana yang cukup tinggi.

Salah satunya potensi bencana meletus gunung berapi. Hal ini dikarenakan terdapat lima gunungapi aktif yang termasuk dalam wilayah administratif Maluku Utara. hal ini disampaikan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Dr. Suharyanto, dalam rakor bersama Pemprov Malut, Senin (30/06).

Suharyanto menyebutkan lima gunung berapi aktif di Maluku Utara yaitu Gunung Gamalama di Kota Ternate, Gunung Ibu dan Gunung Gamkonora di Halmahera Barat, Gunung Dukono di Halmahera Utara, dan Gunung Kie Besi di Halmahera Selatan.

“Dari lima gunung berapi, tiga gunungapi t berada di tingkat aktivitas II dengan status waspada yakni Gunungapi Ibu, Gamalama, dan Dukono. Sedangkan Gunung Gamkonora dan Kie Besi berada di Level I dengan status normal,”jelasnya.

Menurutnya saat ini Gunung Ibu fluktuatif sejak erupsi tahun lalu, untuk itu BNPB mengingatkan kepada Bupati dan Kalaksa jangan meremehkan tingkat aktivitas gunungapi.

”Kapan akan erupsi kita tidak bisa mengetahui dengan pasti. Maka jika ada peringatan kenaikan tingkat aktivitas gunung kita harus siap siaga. Jangan menunggu ada korban baru bertindak!” tegas Kepala BNPB

Dalam penanganan bencana, Suharyanto juga menegaskan kepada pemerintah daerah agar periode masa tanggap darurat tidak perlu terlalu lama. Pemerintah daerah perlu segera memikirkan fase rehabilitasi dan rekonstruksi bagi warga terdampak.

“Jika ada kejadian bencana seperti banjir ini, jika airnya sudah mulai surut, maka kita pemerintah harus cepat berpikir “rakyat saya mau dikemanakan ini?”. Apakah masih bisa tinggal di daerah tersebut? Apakah aman jika tahun depan terjadi hujan dengan intensitas tinggi seperti yang terjadi kali ini? Apakah harus relokasi warga atau mana infrastruktur yang harus diperbaiki maksimal” lanjut Suharyanto.

BACA JUGA:Kepala BNPB: Waspadai Risiko Bencana Dibalik Keindahan Alam Maluku Utara

Belajar dari kasus banjir bandang yang melanda Kota Ternate pada tahun 2024 lalu, bagaimana kondisi wilayah terdampak setelah satu tahun pasca kejadian.

”Saya berharap upaya perbaikan infrastruktur di hulu sungai penyebab banjir bandang dapat segera diselesaikan. Terlebih jika masyarakat menghendaki tetap tinggal di wilayah yang sama,”terangnya.

“Dalam penanganan bencana ini, tahap rehabilitasi dan rekonstruksi ini juga penting, baik jangka menengah dan jangka panjang.” tegas Suharyanto menambahkan.(red)

Komentar
Bagikan:

Iklan