Forum Ruang Kata UMMU Dibentuk

PUBLIKA-Ternate, Di tengah dinamika sosial dan derasnya arus informasi digital, Forum Ruang Kata hadir sebagai ruang alternatif yang merawat nalar kritis dan literasi di Universitas Muhammadiyah Maluku Utara.
Forum ini berdiri dengan motto : “Menyemai Nalar, Menjaga Literasi” dibentuk pada tanggal 24 Mei 2025 oleh Herman Oesman sebagai penggagas, dan dibantu beberapa mahasiswa sebagai pendiri, yaitu : Ardian Yuswan, Ilman Umarama, Rahmat Umarama, Mudzilla Shafira, dan Ghadiza Halil Ibrahim, dari lintas disiplin ilmu yang memiliki kepedulian terhadap literasi, masalah isu sosial, budaya, dan ekologi kepulauan.
Sejak berdiri, Forum Ruang Kata menjadi oase diskusi publik terbatas di antara mereka. Serta menghadirkan diskusi beragam perspektif tentang soal menulis bagi mereka, yang kebetulan saat itu mengikuti Bimbingan Teknis Penulisan.
Forum ini akan secara rutin mulai menggelar diskusi publik, peluncuran buku, kelas menulis, hingga pemutaran film dokumenter disertai dialog interaktif pada bulan Juli 2025. Kegiatan yang disebutkan di atas terbuka untuk umum dan digelar di ruang kelas, kampus, hingga ruang komunitas di UMMU.
“Kami ingin mendekatkan ilmu pengetahuan ke tengah mahasiswa dan masyarakat, bukan sebaliknya,” ujar Ardian Yuswan, mahasiswa Prodi Ilmu Administrasi Negara FISIP UMMU, yang juga salah satu penggerak awal Forum Ruang Kata.
Salah satu kegiatan yang akan menjadi program inti dari Forum Ruang Kata adalah “Sabtu Literasi,” yang akan mulai diadakan setiap dua pekan sekali, mulai bulan September. Dalam Forum Ruang Kata ini, peserta juga mendiskusikan karya-karya klasik dan kontemporer, buku fiksi maupun non fiksi, baik dari penulis lokal maupun internasional. Selain menjadi ruang diskusi, Forum Ruang Kata juga berperan sebagai komunitas produksi pengetahuan.
Pada awal bulan September 2025 nanti, forum ini akan mulai dengan proyek Kolaborasi Menulis Buku, sebuah publikasi mandiri yang berisi esai, puisi, dan catatan lapangan dari anggota Forum Ruang Kata, dari latar sosial budaya yang beragam. Kegiatan ini tidak hanya memperluas jangkauan gagasan, tetapi juga membangun kebudayaan literasi berbasis lokal.
Menurut Herman Oesman, literasi bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi praktik sosial yang terkait erat dengan konteks komunitas.
Forum Ruang Kata juga aktif dalam gerakan ekologi, tambah Herman Oesman. Mereka akan menjalin kerja sama dengan komunitas adat dan pegiat lingkungan di Maluku Utara.
Keberadaan Forum Ruang Kata, menurut Herman, mencerminkan pentingnya ruang-ruang kultural dan intelektual di luar institusi formal. “Dalam kajian sosiologi ruang publik, sebagaimana dikemukakan oleh Jürgen Habermas, forum diskusi semacam ini dapat membentuk opini publik yang rasional dan kritis, sekaligus memperkuat demokrasi partisipatif, kata Herman.
Forum Ruang Kata tidak sekadar forum diskusi, melainkan gerakan literasi berbasis komunitas yang hidup dan tumbuh bersama denyut mahasiswa UMMU.
”Ia menjadi pengingat bahwa membaca, berdiskusi, dan menulis adalah bentuk “perlawanan”, terhadap ketimpangan, kesenjangan pengetahuan, dan kekerasan budaya diam, jelas Herman, menutup pembicaraan.(red)