Pustakawan Ahli Utama Yoyo Yahyono Resmi Tutup Bimtek SPP-TIK TPBIS di Maluku Utara
PUBLIKA-Ternate, Acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Strategi Pengembangan Perpustakaan, Teknologi Informasi dan Komunikasi (SPP TIK) Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) tahun 2024 di Provinsi Maluku Utara , resmi ditutup oleh Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), yang diwakili oleh Pustakawan Ahli Utama, Yoyo Yahyono. Kamis (13/06).
Yoyo mengucapkan terima kasih dan apresiasi atas perhatian para peserta yang hadir dan mengikuti semua tahapan Bimtek SPP TIK di Hotel Bella Said Ternate, selama empat hari.
Hadir juga dalam acara penutupan Bimtek, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Maluku Utara, Bapak Drs. Muliadi T. MM.
Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial adalah peningkatan peran dan fungsi perpustakaan melalui pelibatan masyarakat sebagai wahana belajar sepanjang hayat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan.
Program transformasi perpustakaan masuk dalam RPJMN tahun 2020 sampai tahun 2024 yakni meningkatkan sumber daya manusia melalui penguatan budaya literasi yang dilaksanakan Perpustakaan Nasional dengan melibatkan Pemerintah Daerah (Pemda).
“program transformasi perpustakaan ini untuk mengembangkan fungsi dan peran perpustakaan dalam memberikan layanan, sehingga meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan,” ujarnya.
SDM perpustakaan juga dibekali kemampuan dasar untuk melakukan publikasi kegiatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dari yang paling sederhana di media sosial hingga di media arus utama lainnya.
BACA JUGA:Perpusnas Bimtek Strategi Pengembangan Perpustakaan TIK di Maluku Utara
Yoyo saat dik, tujuan kegiatan TPBIS ini secara umum terangkum dalam arah kebijakan perpustakaan nasional tahun 2020 sampai 2024 yaitu peningkatan budaya literasi melalui pemasyarakatan kegemaran membaca masyarakat, penguatan konten literasi dan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial melalui peningkatan aspek dan kualitas pelayanan bagi masyarakat berpengetahuan inovatif, kreatif, dan berkarakter.
“perpustakaan memiliki peran strategis dan garda terdepan untuk mendukung kegiatan prioritas penguatan literasi melalui kebijakan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial yang berujung pada peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan rakyat,” paparnya.
Yoyo menyampaikan, perpustakaan yang telah melaksanakan perpustakaan berbasis inklusi sosial dengan stimulan berasal dari APBN hinga tahun 2023 yakni sejumlah 34 perpustakaan provinsi, 296 perpustakaan kabupaten/kota, dan 1696 perpustakaan desa/kelurahan.
Dan sampai dengan bulan Februari tahun 2024, TPBIS telah direplikasi di 1.344 desa/kelurahan di 34 Provinsi dengan sumber anggaran dari APBD atau sumber lain.
“tahun ini diharapkan ada 1796 perpustakaan desa/kelurahan yang akan menjadi mitra dari TPBIS.
Beberapa mitra baru yang menjadi harapan bagi gerakan literasi di Indonesia adalah bapak dan ibu peserta yang mengikuti kegiatan Bimtek ini,” ungkap Yoyo Yahyono.
Dijelaskan, bahwa Bimtek SPP TIK adalah salah satu strategi dari TPBIS untuk membekali pustakawan atau pengelola perpustakaan yang bertransformasi dengan materi capacity building.
Dimana para peserta akan menjadi bagian dalam usaha membantu pemerintah, komunitas dan individu-individu dalam mengembangkan kemampuan dan pengetahuan dalam rangka mencapai tujuan.
Terakhir, Yoyo berharap melalui kegiatan ini, para peserta akan bertambah kemampuan dan keinginan untuk terus melakukan perubahan-perubahan dalam mengelola dan meningkatkan fungsi perpustakaan serta mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan kesejahteraan masyarakat.(red)