Jepang Akan Kumpul Kerangka Prajurit Gugur di Morotai

PUBLIKA-Sofifi, Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kebudayaan RI mendampingi tim perwakilan pemerintah Jepang, melakukan pertemuan bersama Pemerintah Provinsi Maluku Utara, menindak lanjuti permintaan Pemerintah Jepang berkeinginan membawa pulang tulang belulang eks tentara Jepang yang gugur dalam Perang Dunia II di Kabupaten Morotai.
Kedatangan perwakilan dari Jepang, dalam hal ini Ken Miyashita dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang (Japanese Ministry of Health, Labour and Welfare), Masashi Tetsuhashi (Perwakilan Duta Besar Jepang di Indonesia) dan JARRWC (Japan Association for Recovery and Repatriation of War Casualties) disambut baik oleh pemerintah provinsi Malut, dengan melakukan rapat bersama berlangsung di ruang rapat Wakil Gubernur, Senin (29/9),
Dihimpun dari jalannya pertemuan, JARRWC dibentuk pada 1 Juli 2016 dan dibawah langsung Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang dengan fokus utama untuk memfasilitasi pemulangan jenazah prajurit atau warga sipil Jepang melalui misi survei dan pemulihan, dengan melakukan analisis informasi dari mantan prajurit dan keluarga mereka, korban selamat dan informan pendukung, sekaligus menjalin persahabatan antar negara.
Staf ahli Gubernur Malut, Hairia, dalam kesempatan audiensi yang berjalan hangat tersebut mengatakan, Pemerintah Provinsi Maluku Utara sangat menyambut baik, misi kemanusiaan, dengan melakukan repatriasi terhadap kerangka eks tentara Jepang yang gugur dalam perang dunia ke-II di Morotai.
Hairia berharap misi JARRWC terkait repatriasi tulang belulang tentara Jepang ini, dapat menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara, terutama wisatawan Jepang untuk terus berkunjung ke Maluku Utara khususnya Morotai.
“Saya berharap misi kemanusiaan ini menjadi sarana edukasi sekaligus promosi industri pariwisata di Maluku Utara, sehingga memberikan dampak positif terhadap pendapatan daerah” tukas Hairia.
Sementara itu, perwakilan Kementerian Kesehatan, Kesejahteraan dan Tenaga Kerja Jepang, Ken Miyashita, menjelaskan secara gamblang, tentang misi dari pemerintah Jepang, atas pengumpulan kerangka prajurit korban perang dunia II. Dimana hal itu merupakan tindak lanjut dari parlemen di negaranya, atas aspirasi rakyat.
Menilik kembali lembaran sejarah, bahwa Pulau Morotai menjadi saksi bisu Perang Dunia II tepatnya pada Perang Pasifik yang melibatkan tentara sekutu dan tentara Jepang. Pulau yang sebelumnya dikuasai Jepang ini penting bagi Jenderal Douglas MacArthur (Komandan South West Pacific Area Amerika Serikat) karena jadi penentu dalam Perang Pasifik.
Posisi Morotai dinilai strategis karena letaknya di bibir Pasifik. Pulau ini menjadi pintu gerbang pasukan Sekutu mencapai Filipina, Asia Timur, juga Indonesia barat. Selain itu Pulau yang saat ini masuk dalam Pemerintah Provinsi Maluku Utara tersebut juga tenar karena hasil maritim lantaran jadi salah satu jalur migrasi tuna.
Ketua Tim JARRWC Fumihiko Matsumoto, melalui penerjemahnya Helmi Nonaka menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan tim JARRWC, yaitu untuk mengumpulkan kerangka prajurit Jepang dan mengirimkannya kepada keluarga mereka.
“Maksud kedatangan kami adalah secepat mungkin dapat mengumpulkan kerangka dari prajurit yang gugur dalam perang dunia II dan dapat mengirimkan kepada keluarga, misi ini merupakan misi kemanusiaan dan misi yang sakral,” jelas Matsumoto.(red)