Transaksi Misi Dagang dan Investasi Malut dan Jatim Capai Setengah Triliun

PUBLIKA-Ternate, Misi Dagang dan Investasi antara Provinsi Jawa Timur dengan Provinsi Maluku Utara, membuahkan hasil bahkan nilai transaksi mencapai setengah triliun atau Rp 450 miliar.
kegiatan misi dagang ini berlangsung di di Gamalama Ballroom Bela Hotel, Rabu (12/3/25) dihadiri langsung Gubernur Malut Sherly Laos dan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Kofifah Indar Parawansa.
Gubernur Sherly Laos dalam sambutannya menyampaikan, bahwa salah satu manfaat besat dari kegiatan retret di Akmil Magelang adalah kolaborasi antar kepala daerah, yakni hari ini dibuktikan dengan adanya kerjasama konkrit yaitu misi dagang antara Provinsi Jawa Timur dan Provisi Maluku Utara.
“dari hasil misi dagang kedua daerah dengan transaksi mencapai Rp.450 Miliar,” ucap Shery Laos.
Sherly Laos menegaskan pentingnya memperkuat hubungan perdagangan yang lebih berimbang antara kedua provinsi. Persahabatan kita erat, tapi neraca perdagangan selalu surplus di pihak Jawa Timur. Ini saatnya Maluku Utara meningkatkan ekspor dan menekan defisit perdagangan.
Dirinya juga berpesan kepada pelaku usaha dan OPD untuk meningkatkan daya saing serta mengolah komoditas unggulan sebelum dijual ke luar daerah.
”misi untuk meningkatkan jejaring konektivitas antar kedua provinsi yakni untuk menyebarluaskan potensi produk industri, perdagangan, perikanan, agribisnis, dan peluang investasi lainnya secara terintegrasi untuk kepentingan masyarakat,”ucapnya.
BACA JUGA:Gubernur Jatim dan Maluku Utara Bangun Misi Dagang
Saat ini, lanjut Sherly, Maluku Utara mengekspor berbagai komoditas ke Jawa Timur, seperti, Rempah-rempah pala, bunga pala, kapulaga, Hasil perikanan (ikan beku, daging ikan, Kayu, kelapa, dan kakao, Skrap logam besi dan aluminium.
Sementara itu, kata Sherly, produk Jawa Timur yang masuk ke Maluku Utara meliputi, Kendaraan bermotor dan barang manufaktur, Besi dan baja, BBM dan minyak petroleum, Beras, ayam potong, telur, dan produk pangan beku, Sedangkan disektor pertanian yaitu nenas jumbo organik yang berasal dari jember.
Gubernur Sherly juga menyampaikan, bahwa menurut data BPS dan Kementerian Perdagangan, perdagangan antara Jawa Timur dan Maluku Utara mengalami lonjakan signifikan dalam satu dekade terakhir: yakni di tahun 2015: Rp 72 miliar (Jatim surplus +Rp 68 miliar) kemudian tahun 2019: Rp 800 miliar (Jatim surplus +Rp 200 miliar) di tahun 2020: Rp 2,2 triliun (Jatim surplus +Rp 371 miliar) sedangkan pada tahun 2022–2023: Rp 1 triliun akibat pandemi COVID-19 (Jatim tetap surplus +Rp 400 miliar) dan pada tahun 2024 (proyeksi): Rp 1,3 triliun.
Misi dagang dan investasi tersebut ditutup dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara pelaku usaha Provinsi Jawa Timur dan Provinsi Maluku Utara,.yang disaksikan oleh Gubernur Jawa Timur dan Gubernur Maluku Utara.(red)