Sherly Tjoanda Tak Menutup Mata, Jalan Loloda Halmahera Utara Jadi Prioritas
PUBLIKA-Sofifi, Kondisi jalan di Loloda Utara ke Kecamatan Galela Halmahera Utara, viral dimedia sosial, akibat seorang pasien guru meninggal dunia diperjalanan, yang hendak di rujuk ke RSUD Tobelo.
Perjalanan rujukan mestinya harus cepat untuk menyelamatkan jiwa seseorang, harus terhenti karena kondisi jalan berlumpur, berlubang, diperparah lagi, sungai tidak ada jembatan, membuat akses transportasi terhenti saat terjadi hujan.
Hal ini langsung direspon Sherly Tjoanda Laos yang baru menjabat kurang lebih 10 bulan sebagai Gubernur Malut. Dari peristiwa itu, Gubernur Sherly menegaskan komitmennya membenahi infrastruktur dasar di seluruh kabupaten/kota, termasuk daerah terpencil seperti Loloda Utara, Halmahera Utara. Selama puluhan tahun, masyarakat di wilayah tersebut hidup dengan akses jalan yang sangat terbatas, sebagian besar masih berupa tanah dan hanya sedikit yang sudah beraspal.
Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda, menyadari betul keadaan ini. Salah satu fokus perhatian adalah akses dari Galela menuju Desa Ngajam/Asemiro dan sekitarnya, yang melewati jalan provinsi di Ruas Ngidiho–Lapi serta Ruas Lapi–Darume.
Meskipun keuangan daerah tertekan akibat penurunan Dana Transfer ke Daerah (TKD) tahun depan lebih dari Rp700 miliar, Gubernur Sherly memastikan bahwa pembangunan di wilayah terpencil tidak akan dihentikan.
“saya terus menjalin komunikasi intensif dengan pemerintah pusat agar beberapa infrastruktur besar dapat dikerjakan melalui anggaran kementerian,”katanya.
Sementara Plt. Kepala Dinas PUPR Maluku Utara, Risman Iriyanto Djfara, ruas jalan Lapi–Darume, Pemprov Malut mengalokasikan anggaran pada APBD 2026 Rp 12.1 miliar denahn panjang jalan yang akan dikerjakan mencapai 8 kilometer. “Jika ruas kedua selesai, warga akan menikmati peningkatan layanan jalan total 15 kilometer,”katanya.
Sementara perbaikan ruas jalan Ngidiho–Lapi telah diusulkan kepada Kementerian Pekerjaan Umum. Usulan tersebut diterima melalui program IJD, dengan total penanganan sepanjang 7 kilometer.
“Sementara proses pemilihan barang/jasa oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional,” kata Risman kepada Jumat (12/12/2025).
Risman mengaku dalam pelaksanaan nanti sedikit terhambat pada pembangunan jembatan, dengan kondisi fiskal daerah saat ini, namun Gubernur Malut telah ambil langkah, beberapa jembatan penting akan diusulkan ke Kementerian PU untuk penanganan khusus.
“Jembatan Posi-Posi 1, 2, dan 3 serta jembatan Darume akan dikoordinasikan dengan Balai PJN. Akan dibuatkan surat dari Ibu Gubernur ke Menteri PU untuk penanganan khusus,” ucap Risman.
Gubernur Sherly menambahkan bahwa pembangunan jembatan beton tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit, diperkirakan mencapai Rp 100 miliar. Nilai besar ini belum masuk dalam rencana anggaran Pemprov, sehingga ia akan segera meminta dukungan pemerintah pusat.
“Total jembatan beton mungkin anggarannya Rp 100 miliar. Untuk jembatan belum masuk perencanaan, jadi akan kita komunikasikan dan meminta bantuan ke Kementerian PU,”jelasnya.





