Publikamalut.com
Beranda Daerah Gubernur Sherly Dorong Pemerataan Aliran Listrik ke Desa-Desa di Maluku Utara

Gubernur Sherly Dorong Pemerataan Aliran Listrik ke Desa-Desa di Maluku Utara

Gubernur Malut Sherly Tjoanda Laos (dok:Rais)

PUBLIKA-Sofifi, Komitmen Gubernur Maluku Utara (Malut), Sherly Tjoanda terus mendorong pemerataan aliran listrik di Maluku Utara, agar semua desa dapat terlayani 24 jam, pasalnya ada desa aliran listrik terbatas ada pula desa yang belum teraliri listrik.

Hal ini menjadi perhatian serius Gubernur Malut Sherly Tjoanda saat audensi dengan pihak PT. PLN wilayah Maluku dan Maluku Utara, di ruang rapat Sekprov, pada Selasa (19/8).

Dalam pertemuan itu Gubernur mengatakan, di Malut terdapat 78 Desa yang belum teraliri listrik. Dari 78 Desa ini, terdapat 14 Desa, plus bonus 1 Desa Kumo, dan 20 Desa dengan anggaran tambahan. Jadi total pada 2025 ini akan ada 35 Desa yang telah teraliri listrik dengan anggarang yang telah disiapkan oleh Kementerian.

“Sisanya 43 Desa, dan akan kita berkoordinasi sehingga pada 2026 sudah bisa teraliri listrik, minimal 12 jam,” ungkapnya.

Sementara ada juga 66 Desa yang listriknya menyala 12 jam dan ada 2 Desa yang listrik menyala hanya 6 jam. Terkait dengan itu, Gubernur menjelaskan juga bahwa, dari 66 Desa yang menyala 12 jam itu, terdapat 9 Desa yang akan menyala 24 jam pada 2025 ini. Sisanya 57 Desa lagi yang masih menjadi pekerjaan rumah dan akan dicari solusi bersama.

“Dari 57 Desa ini pasti ada Desa-Desa di Pulau Obi Halsel. Olehnya itu, diminta kepada pihak PT. PLN agar dapat berkoordinasi dengan PT. Harita/ OST, sehingga bisa teraliri listrik seperti yang dilakukan juga oleh PT. IWIP untuk masyarakat disekitar lingkar tambang,” pintahnya.

Gubernur  menyoroti listrik sering mati/padam di Halmahera Utara karena gangguan mesin, Pada bulan September ini ada mesin baru yang disewa 8 MW (Mega Watt), dan ada juga  pada Desember 30 MW, jadi listriknya akan kembali normal.

“Jika 30 MW sudah beroperasi maka, mesin 8 MW yang disewa ini akan diberikan ke Morotai, sehingga bisa terpenuhi juga kebutuhan listrik di Morotai,” katanya.

Sementara untuk wilayah Halbar saat ini  masih kapasitas 2 MW, dan akan ada suplay tambahan dari Halut yang kapasitasnya 30 MW, jika sudah beroperasi.

BACA JUGA:Gubernur Sherly Tinjau GOR Sambut Pra-POPNAS 2026 di Sofifi

Untuk Taliabu pada bulan September ini ada sewa mesin 5 MW untuk persiapan suplay juga ke rumah sakit, dan untuk Sula 10 MW dan selesai pada 2027, juga untuk Morotai 2028 akan ada 10 MW, seperti halnya juga di Sofifi ada penambahan baru 2×3 MW dan 2027 ada penambahan 10 MW.

Gubernur perempuan itu meminta kepada Dinas ESDM dan instansi terkait agar dapat update dan maping rumah warga yang belum teraliri listrik, untuk sama-sama cari solusinya sehingga seluruh rumah warga Malut dapat teraliri listrik dengan baik.

Ia menambahkan selain itu Pemprov Malut juha melakukan pendataan sekolah manakah yang belum teraliri listrik termasuk juga ke sekolah rakyat dan sekolah garuda.

Sementara itu, ketika dikonfirmasi wartawan usai pertemuan dengan Gubernur, General Manager (GM) PT. PLN wilayah Maluku dan Malut, Nur Suratmoko, mengatakan bahwa Gubernur meminta agar listrik yang menyala 12 dan 6 jam bisa ditingkatkan lagi sehingga Mahasiswa yang kuliah di Kampus UT bisa melangsungkan kuliah jarak jauh melalui online. Ini juga untuk tingkatkan pendidikan di masyarakat.

“Seluruh  penyampaian dan usulan Gubernur itu akan kita lakukan, namun secara bertahap, karena itu juga menjadi tujuan dari PT. PLN untuk mensuplay listrik di daerah Malut,” jelanya.

Tentunya kami sangat bersyukur dengan adanya rapat ini, karena Ibu Gubernur juga memiliki road map terkait pengembangan listrik di Malut misalnya, di sekitar wilayah tambang oleh PT. IWIP di Halteng, PT. Harita di Obi Halsel dan PT. ANTAM di Haltim, serta Rumah sakit baru di Taliabu serta beberapa kawasan perikanan yang akan di suplay aliran listrik.

”Intinya, kami (PT. PLN) siap membantu dan suport apa yang menjadi kebutuhan listrik di Malut,”ucapnya.(red)

Komentar
Bagikan:

Iklan