Abubakar Abdullah : Malam Ela-ela tradisi syarat Nilai
PUBLIKA-Ternate, Tradisi Malam Ela-ela di Kota Ternate pada kali teras sangat berbeda, kerana selain dilaksanakan di pandopo Kesultanan Ternate.
Juga di beberapa kelurahan dalam Kota Ternate yang merupakan insiatif para Komunitas Pemuda juga Pemerintah Setempat. kegiatan Pawai Obor ini mendapat sambutan antusias warga kota bagai mendapatkan sesuatu yang hilang.
Tokoh Muda Abubakar Abdullah ketika di wawancarai saat mendampingi Jou Sultan Ternate pada Acara Malam Ela-Ela di Kelurahan Mangga Dua menuturkan, ini tradisi yang perlu terus disemangati untuk selalu dihidupkan.
Menurutnya malam ela-ela ini barangkali satu-satunya tradisi di nusantara, yang masih ada dan bertahan di Ternate. Inilah tradisi yang mengawinkan nilai-nilai Islam di bulan Ramadhan dengan tradisi lokal Ternate.
“Saya menikmatinya dengan penuh syahdu, bagaimana getah damar dinyalakan, dengan batang pisang sebagai pilar, menyeruak aroma mewangi. Ini gambaran betapa para para Sultan Ternate, perangkat adat dulu, dan auliyaa di masa lalu, di mana tingkat makrifatnya sangat tinggi, mengilustrasi “cahaya nur” dengan ela-ela. “katanya.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Terima Gelar Adat Dari Kesultanan Ternate
Lanjut Abubakar, ini ilustrasi sederhana yang bermakna sangat luar biasa. Selain itu ela-ela tidak hanya dinyalakan, tapi juga diarak keliling kampung atau disebut kololi gam.
“Memberi pesan-pesan keselamatan dan kedamaian bagi seantero negeri. Bagi yang orang berpuasa, malam ela-ela adalah penanda bahwa bulan ramadhan sebentar lagi berpisah dengan kita” ujarnya.
Abubakar yang juga tokoh muda NU Maluku Utara ini melanjutkan, tradisi Islam seperti malam ela-ela, yang terus dijaga dan dirawat dengan sebaik-baiknya oleh Sultan Ternate harus mendapat dukungan yang maksimal oleh semua pihak. Tidak hanya warga tetapi juga pemerintah.
“Kesultanan tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri melestarikan tradisi. Kita semua bergandeng tangan, di tahun- tahun yang akan datang, ritual malam ela-ela harus dibuat secara kolosal dan masif, melibatkan semua pihak sampai di tingkat paling bawah. Karena ini adalah modal pembangunan, dan menjadi daya tarik serta perhatian,”harapnya.
Mantan ketua KNPI Provinsi Malut itu mengaku menaruh respek kepada kesultanan Ternate, dalam hal ini kepada yang mulia Sri Sultan Ternate, Hidayat Mudaffar Syah, yang terus berbuat terbaik bagi kemuliaan negeri ini.
Karena ritual malam ela-ela yang di juga dirangkaikan dengan tabligh akbar ela-ela oleh Habib Abubakar bin Hasan Al Attas Azzabidi, Jo Mufti kesultanan Ternate di pendopo kesultanan Ternate.
Ia menambahkan sangat apresiatif kepada kelompok pemuda di beberapa kelurahan seperti di Dufa-Dufa dan Mangga Dua, dan kelurahan lainnya, menginisiasi semarak malam ela-ela.
“Ini pertanda warisan tradisi berisi anjuran moral dan spritual insya Allah akan selalu terjaga. Kita semua berdoa semoga keselamatan dan kedamaian senantiasa melimpahi negeri elok yang sangat dicintai ini. Ela-ela pake jam-jam to, suba jou” tutupnya.(red)