Berawal Penjual Barito, Kini Pedagang Sembako Handal di Sula
PUBLIKA, Waira La Sufa (43) salah satu pedagang sembilan bahan pokok (Sembako) terbilang sukses di Kepulauan Sula.
Wanita kelahiran Kota Raha, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, merintis usaha sebagai penjual ikan keliling dan bawang rica tomat (Barito), kini memliki sebuah toko Sembako di Desa Fogi, Kacamata Sanana, terbilang cukup berkembang pesat.
“Dari hasil dagangan ini saya bisa buat rumah, tempat sarang burung walet, kasih sekolah anak di pasantren di Jawa,” tutur Waira saat ditemui Publikamalut.com di toko, Kamis (7/12/2023).
Dia mengaku, awal membangun usaha ini pada 2020 lalu, tanpa modal sepeserpun hanya mendapatkan kepercayaan dari pemilik toko Subur, kepada dirinya sebagai agen penyuplai bahan sembako.
“Kita jujur saja tidak ada modal hanya diberi kepercayaan,Yang punya didalam ini (sembako) ada dari orang bugis dua orang dan toko subur,” ungkap Waira.
Walaupun mendapat suplai dari pihak ketiga, kini stok sembako yang ada di tokonya 75 persen telah menjadi miliknya.
“Boleh dikatakan usah ini saya dan toko subur. Tapi stok sembako yang yang ada ini, 75 persen saya punya dan 25 persen orang punya,” jelasnya.
Salain itu, wanita kelahiran 10 April 1979 bilang, hasil pendapatan mencapai puluhan juta, namun berbeda dengan tahun sebelumnya yang daya beli masyarakat meningkat.
“Satu hari kemasukan 20 juta, tapi kalau pertama buka tahun 2020 itu satu hari kemasukan 30 juta lebih,” ungkapnya.
Waira menceritakan kehidupan masa lalu yang menyedihkan, awal mula bersama keluarga merantau di Kabupaten Kepulauan Sula, Maluku Utara, pada 2008 silam.
Dia mengaku, partama kali datang di Kepulauan Sula mereka tidak memiliki tempat tinggal. Selama dua bulan ia bersama keluarganya menginap di tempat jualan di Pasar Basanohi.t
“Rerpaksa dilakukan, lantaran tidak memiliki kerabat atau keluarga. Bukan hanya itu, faktor biaya untuk mengontrak kos-kosan pun tak cukup,”ceritanya.
Dengan keadaan menderita seperti itu, ia berinisiatif menjual ikan keling di Kota Sanana tanpa rasa malu dan minder sebagai orang baru di Sula, selama dua bulan.
Setelah jualan ikan, dia beralih menjadi pedagang Barito di Pasar Basanohi Sanana hampir setahun, untuk bertahan hidup sementara. dari keuntungan berjualan ikan dan jualan barito, barulah ia bersama keluarga dapat mengontrak sebuah kamar kontrakan di Desa Fogi.
“Pertama di Sula itu kita menjual ikan saya tidak rasa malu, orang orang juga tidak kenal saya, saya tidak perduli, kami juga tidur di meja jualan pedagang pada malam hari,” carita Waira dengan sedih.
Sambung dia hampir satu tahun kehidupan keluarganya sarat dengan penderitaan kehidupan sosial, perlahan-lahan mulai membaik.
Dia bersama suaminya, yang kini telah berpisah, membangun sebuah usaha UMKM kecil di Lokasi Pasar Basanohi Sanana. Dari usaha UMKM kecil itu ia mulai termotivasi untuk membukan usaha sembako lebih besar dan menjadi pedagang sembako yang sukses kedepan.
“Itu awalnya, saya punya suami buka usaha kecil, jadi kita itu hanya ikuti nanti lama kelamaan baru kita tauh cara berdagang sembako,” ungkap Waira.
Namun pada tahun 2018 silam terjadi tragedi kebakaran Pasar Basanohi membuat ia bersama pedang lainnya kehilangan usaha UKMK, yang baru beranjak berkembang.
Atas musibah, dirinya tetap semangat untuk membangun usaha kembali dengan modal pas-pasan, tahun 2019 suaminya meninggalkan dirinya karena masalah keluarga. “Saat itu saya benar-benar hancur,”terangnya.
Meski begitu, ia berusaha bangkit untuk membangun usaha sendiri, tapi usaha itu gagal. Hingga bertemu dengan pemilik toko Subur yang merupakan tengkulak sukses asal Cina yang telah lama hidup di Kepulauan Sula.
“Saya bertemu dengan penjual sembako keturunan Cina, menawarkan sebagi penyuplai sembako tapi pake modal sendiri nanti sudah tidak ada modal baru dibantu oleh toko Subur,” tutur Waira.
Dengan kondisi mapan saat ini, Waira merasa dirinya mungkin ditakdirkan hidup dalam dunia bisnis.”Mungkin sudah digariskan untuk berdagan,” beber wanita tiga orang anak itu.
Dibalik kesuksesan dalam berdagang, dia juga dikenal sosok baik hati. Lebih lanjut katanya saat ini ia tidak berpikir untuk menikah kembali.
“Saya itu tidak suka membantu lalu bilang bilang, hanya berbuat baik saja. Dan saat ini saya hanya fokus berdagang dan kasih sekolah anak anak, dan pergi ke tanah suci,’ cetus dia.
Ia bersama mantan suami dianugerahi dua putri dan satu anak laki-laki. Kini anak sulung telah menikah, sedangka yang kedua masih bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) saat ini berada pulau Jawa, dan anak bungsu masih berada Sekolah Dasar (SD).(Cr03/red).