Wagub Sarbin Sehe: Pancasila Sebagai Denyut Nadi Pembangunan Bangsa

“Hari Lahir Pancasila, kita tidak hanya mengenang rumusan dasar negara, tetapi juga meneguhkan kembali komitmen kita terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia,”(Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Yudian Wahyu)
PUBLIKA-Sofifi, Pemerintah Provinsi Maluku Utara gelar upacara peringatan hari lahir Pancasila, di pimpin langsung Wakil Gubernur Malut Sarbin Sehe berlangsung di halaman Kantor Gubernur Malut, Senin (2/06)
Tema yang diusung pada perayaan Hari Lahir Pancasila tahun 2025 ini adalah “Memperkokoh Ideologi Pancasila Menuju Indonesia Raya”, dengan logo berupa Burung Neskala Hema yang berarti kekuatan suci yang berharga. Logo ini mencerminkan Pilar kokoh cengkramannya menancap dalam lubuk sanubari, membawa Indonesia ke masa kejayaannya.
Dihimpun dari Surat Edaran Kepala BPIP Nomor 4 Tahun 2025, logo tersebut memiliki makna filosofis yang mendalam.
Niskala berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya kokoh dan kuat. Dalam Bahasa Yunani, Niskala bermakna sebuah kemenangan. Niskala sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan secara fisik. Ini mengartikan, ideologi Pancasila selalu tertanam dalam pikir, laku, dan jiwa manusia Indonesia secara sadar atau tanpa disadari.
Hema berarti emas. Menggambarkan sesuatu yang berharga dan indah, mirip dengan sifat emas. Selain itu, emas sebagai simbol keberhasilan dan kejayaan.
BACA JUGA:SAJAK UNTUK MASYARAKAT TAMBANG
Wagub Malut menyampaikan sambatan kepala BPIP mengungkapkan Pancasila bukan sekadar dokumen historis atau teks normatif yang tertulis dalam pembukaan UUD
1945. Ia adalah jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, serta bintang penuntun dalam mewujudkan cita-cita Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, kata Wagub melanjutkan.
“Pancasila adalah rumah besar bagi keberagaman Indonesia yang mempersatukan lebih dari 270 (dua ratus tujuh puluh) juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya dan bahasa yang berbeda”ujarnya.
Dalam konteks pembangunan nasional saat ini, pemerintah telah menetapkan Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental dalam Asta Cita tersebut adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi dan hak asasi manusia.
Diakhir pidato, Kepala BPIP berpesan bahwa memperkokoh ideologi Pancasila berarti menegaskan kembali bahwa pembangunan bangsa harus selalu berakar pada nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial.
“Dalam era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks, tantangan terhadap Pancasila pun semakin nyata. Kita menyaksikan penyebaran paham-paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi,
hingga disinformasi yang mengancam kohesi sosial kita”,
“Melalui Asta Cita, kita dipanggil untuk melakukan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam segala dimensi kehidupan: dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang-ruang digital”.
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini harus menjadi pengingat bahwa masa depan bangsa berada di tangan kita. Mari jadikan Pancasila menjadi jiwa dalam setiap denyut nadi pembangunan, tutupnya.(red)